Sunday 25 October 2009

Endometriosis

by dr. Dewi Sartika
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan endometriosis ? Berbahaya nggak sih ?

Endometriosis adalah suatu keadaan dimana endometrium berada di luar tempat yang seharusnya, yaitu di dalam rongga rahim. Nah, endometrium sendiri merupakan lapisan yang melapisi rongga rahim dan dikeluarkan secara siklik saat mens sebagai darah haid.



Kista endometriosis sebenarnya salah satu jenis kista yang tidak ganas dan bukan merupakan tumor sejati. Akan tetapi, kista ini menyebalkan karena kerap kambuh dan dapat mengganggu kesuburan perempuan. Makanya, ketika banyak perempuan yang harus berjuang menahan sakit perut hebat ketika masa-masa menstruasi mendatangi mereka. Bahkan banyak dari perempuan itu yang tidak bisa beraktivitas sama sekali dan membutuhkan obat penghilang rasa sakit agar bisa melewati satu hari itu.

Pemicu endometriosis

Penyebab kista endometriosis masih terus diteliti para ahli.
Teori lama mengatakan, darah menstruasi masuk kembali ke saluran telur (tuba falopii) dengan membawa jaringan (endometrium) dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.
Kista endometriosis kerap disebut kista coklat sebab berisi darah kecoklatan dan sel-sel endometrium.

Meskipun bukan kista ganas, endometriosis perlu diwaspadai karena 26 persen dari kasus kista endometriosis dapat berlanjut menjadi kanker. Sayang, penyebabnya belum diketahui pasti.

Data statistik pun menyebutkan bahwa 5 persen perempuan di dunia atau sekitar 15.000.000 perempuan mengalaminya. Bahkan sepertiga dari masalah ketidaksuburan pada wanita diakibatkan oleh endometriosis.

Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan).
Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan berkulit putih.
Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja.
Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.

Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis, siklus menstruasi 27 hari atau kurang, menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal, menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih dan orgasme ketika menstruasi.

Gejala-Gejala Endometriosis

Kebanyakan wanita-wanita yang mempunayi endometriosis, faktanya, tidak mempunayi gejala-gejala. Dari mereka yang mengalami gejala-gejala, gejala-gejala yang umum adalaha nyeri (biasanya pelvis) dan kemandulan. Nyeri pelvis biasanya terjadi selama atau tepat sebelum menstruasi dan berkurang setelah menstruasi.
Beberapa wanita-wanita mengalami nyeri atau kejang dengan hubungan seksual, buang air besar dan/atau buang air kecil. Bahkan pemeriksaan pelvis oleh seorang dokter dapat menyakitkan. Intensitas nyeri dapat berubah dari bulan ke bulan, dan bervariasi sangat besar diantara wanita-wanita. Beberapa wanita-wanita mengalami perburukan dari gejala-gejala secara progresif, sementara yang lain-lain dapat mempunyai resolusi nyeri tanpa perawatan.
Nyeri pelvis pada wanita-wanita dengan endometriosis tergantung sebagian pada dimana implants dari endometriosis berlokasi.
Implant-implant yang lebih dalam dan implant-implant pada area-area dengan banyak syaraf-syaraf sensor mungkin lebih mungkin menghasilkan nyeri.
Implant-implant mungkin juga menghasilkan senyawa-senyawa yang bersirkulasi dalam aliran darah dan menyebabkan nyeri.
Akhirnya, nyeri dapat berakibat ketika endometriosis implants membentuk luka-luka parut. Tidak ada hubungan antara keparahan nyeri dan berapa luas menyebarnya endometriosis ("tingkat" dari endometriosis).

Endometriosis dapat menjadi satu dari sebab-sebab kemandulan pada pasangan-pasangan yang jika tidak adalah sehat. Ketika pemeriksaan-pemeriksaan laparoscopic dilakukan untuk evaluasi-evaluasi kemandulan, endometrial implants dapat ditemukan pada beberapa pasien-pasien ini, banyak darinya mungkin tidak mempunyai gejala-gejala yang menyakitkan dari endometriosis. Sebab-sebab untuk suatu penurunan pada kesuburan tidak dimengerti sepenuhnya, namun mungkin disebabkan oleh keduanya faktor-faktor anatomi dan hormon. Kehadiran dari endometriosis mungkin melibatkan massa-massa dari jaringan atau luka-luka parut (adhesions) didalam pelvis yang mungkin menyimpangkan struktur-struktur anatomi yang normal, seperti tabung-tabung Fallopian, yang mengangkut telur-telur dari indung-indung telur. Sebagai alternatif, endometriosis mungkin mempengaruhi kesuburan melalui produksi dari hormon-hormon dan senyawa-senyawa lain yang mempunayi suatu efek negatif pada ovulasi, pembuahan telur, dan/atau implantasi dari embrio.

Gejala-gejala lain yang berhubungan dengan endometriosis termasuk:

- nyeri perut bagian bawah,
- diare dan/atau sembelit,
- nyeri punggung bawah,
- perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau berat, atau
- darah dalam urin.

Gejala-gejala yang jarang dari endometriosis termasuk nyeri dada atau batuk darah yang disebabkan oleh endometriosis pada paru-paru dan sakit kepala dan/atau serangan-serangan kejang yang disebabkan oleh endometriosis di otak.

Cara Diagnosa

Satu-satunya cara untuk mendiagnosa penyakit ini adalah dengan melakukan tes fisik, biasanya yaitu tes laparoscopic. Pada saat pengujian, dokter menyelipkan sebuah kamera kecil (laparoscopic) pada bagian pusar untuk mengetahui keadaan organ di dalam perut dan alat reproduksi wanita.Tes lainnya yang dapat dilakukan yaitu Biopsi endometrium, USG rahim, Barium enema, CT scan atau MRI perut.

Banyak wanita yang mengetahui dirinya memiliki endometriosis setelah berulang kali gagal hamil, umumnya mereka mengalami :
Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
Sakit pada saat menstruasi (dysmenorrhoea),
kencing (dysuria)
sakit di bagian punggung atau perut (chronic pelvic pain)
Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
Kemandulan
Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).

Terapi Medis

Terapi yang bisa digunakan untuk mengatasi penyakit tersebut adalah dengan menyuntikkan hormon gondotropin yang akan mempercepat menopause. Dengan demikian, proses berkembangnya endometriosis bisa dicegah.Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium diantaranya adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH. Namun masing-masing obat ada efek sampingnya. Jika semua obat itu tidak bisa mengatasi, rahim pun terpaksa diangkat.Yang perlu diwaspadai adalah, penyakit in berisiko tinggi terjadi pada penderita asma dan diabetes. Hingga kini penyebab pasti penyakit tersebut belum diketahui. Melakukan pemeriksaan sejak dini adalah cara satu-satunya untuk mencegah, mengetahui dan mengobatinya.

No comments:

Post a Comment